Kenali Perubahan Payudara
Jangan panik dulu jika menemukan perubahan pada payudara Anda. Lebih baik kenali dulu aneka perubahan pada organ ini sehingga Anda bisa bertindak dengan cepat dan tepat.
Payudara adalah salah satu organ penting dan khas yang dimiliki perempuan. S ekali waktu, mungkin saja payudara Anda terasa sakit, keluar cairan dari puting, atau ada benjolan. Walau tidak selalu berbahaya, Anda tetap harus waspada, dan segera cari tahu penyebabnya.
Ada yang normal, ada yang tidak
Proses tumbuh kembang payudara antara lain dipengaruhi oleh aktivitas hormon, khususnya hormon estrogen. Selain pada payudara, hormon yang dihasilkan indung telur ini juga bertanggung jawab dalam mengembangkan sifat-sifat kelamin sekunder lainnya, seperti timbulnya rambut di daerah kemaluan, perubahan-perubahan dalam vagina sampai timbulnya haid.
Nah, bila terjadi ketidakseimbangan hormon, misalnya selama haid, biasanya payudara akan terasa penuh alias mengeras atau membesar. Kadang-kadang, akan teraba pula benjolan lunak yang terasa sakit saat menjelang haid.
Biasanya, benjolan tersebut akan mengecil atau menghilang dengan sendirinya begitu haid usai. Asal tahu saja, semua perubahan ini termasuk normal dan tidak berbahaya. Apalagi, jika siklus haid Anda berlangsung normal (sekitar 24-31 hari sekali) dan lamanya berkisar antara 4-7 hari.
Sebaliknya, bila terjadi gangguan pada siklus haid, misalnya jadi tidak teratur, Anda sebaiknya waspada. Bukan apa-apa. Ketidakteraturan siklus haid menunjukkan adanya gangguan keseimbangan hormon seksual. Apalagi, bila gangguan tadi disertai timbulnya beberapa gejala lain (simak boks: “Haruskah ke Dokter Spesialis?”).
Atasi sedini mungkin
Sebagai catatan penting, perubahan apapun pada payudara Anda harus disikapi dengan hati-hati. Bila penyebabnya dapat diketahui sejak dini, maka upaya penanganan bisa dilakukan segera. Tindakan ini akan membuahkan hasil yang lebih baik. Itu sebabnya, cegahlah timbulnya gangguan kesehatan pada payudara dengan beberapa caranya berikut.
Buat catatan bulanan
Keteraturan siklus haid dapat diketahui dengan cara menghitung hari, bukan berdasarkan tanggal, setiap bulannya. Catatlah pula segala hal atau perubahan yang dirasakan menjelang, selama dan sesudah berlangsungnya haid. Segera temui dokter bila Anda mengalami hal-hal berikut:
• Siklus haid kurang dari 14 hari atau lebih dari 35-40 hari sekali.
• Lamanya haid lebih dari 14 hari.
• Volume darah haid sangat banyak (sampai-sampai Anda perlu ganti pembalut sebanyak 10 kali per hari).
Hindari makanan tinggi lemak
Penelitian-peneliti an telah menunjukkan, kemungkinan wanita yang mengonsumsi makanan tinggi lemak untuk terkena kanker payudara akan lebih tinggi dibandingkan mereka yang banyak mengonsumsi makanan yang rendah lemak. Namun, belum diketahui apakah diet rendah lemak bisa benar-benar mencegah kanker payudara atau tidak.
Dalam jurnal kedokteran terbitan FKUI, Medical Journal of Indonesia edisi April-Juni 1999 dilaporkan, ada sejumlah hasil penelitian yang berkaitan dengan faktor risiko kanker payudara. Antara lain diungkapkan bahwa minum susu dan makan daging berlemak merupakan faktor risiko yang signifikan bagi munculnya kanker payudara. Begitu pula makanan dan minuman yang mengandung santan kelapa, terutama jika dikonsumsi setiap hari. Kok bisa?
A danya zat-zat lemak dalam makanan yang tidak dipecah dalam proses metabolisme tubuh bisa menyebabkan hormon estrogen di tubuh tidak bisa bekerja dengan oke. Akibatnya, bisa memudahkan tumbuhnya kista, miom dan gangguan lain pada organ yang aktivitasnya berhubungan dengan hormon estrogen, termasuk payudara.
Rajin-rajin lakukan “Sadari”
Sebenarnya, untuk mengetahui keadaan payudara Anda (apakah normal atau tidak), Anda dianjurkan melakukan pemeriksaan payudara sendiri alias Sadari secara rutin. Kapan persisnya?
Sebaiknya, pemeriksaan dilakukan tiap bulan, kira-kira seminggu setelah siklus haid usai. Lebih-lebih, kalau ibu atau famili perempuan dekat Anda punya riwayat kanker payudara. Tak perlu menyalahkan “garis keturunan” keluarga besar Anda, karena tanggung jawab pemeliharaan kesehatan tubuh, termasuk payudara, terletak pada diri Anda sendiri.
Haruskah ke Dokter Spesialis?
A. Gejala yang tidak perlu dikonsultasikan ke dokter spesialis:
• Wanita muda (kurang dari 35 tahun) dengan benjolan pada payudara dan terasa sakit.
• Wanita kurang dari 40 tahun dengan benjolan yang simetris.
• Wanita kurang dari 50 tahun dengan keluarnya cairan dari puting susu dan bukan berwarna merah. Maksud cairan di sini adalah:
• Keluar spontan atau tanpa dimanipulasi.
• Keluar dari satu atau ke-2 sisi payudara.
• Keluar cairan yang berhubungan dengan haid atau tidak, sedang hamil atau tidak, cedera rudapaksa, atau kelainan kelenjar gondok.
• Wanita dengan keluhan nyeri dan benjolan yang tidak jelas batasnya.
B. Gejala yang perlu dikonsultasikan ke dokter spesialis:
• Benjolan:
• Berbatas tegas.
• Terdapat pada satu sisi (asimetris) setelah haid.
• Kista lebih dari satu, atau kista timbul kembali setelah disedot.
Nyeri:
• Berhubungan dengan adanya benjolan.
• Tidak dapat diatasi dengan pengobatan.
• Pada satu sisi payudara pada wanita pasca menopause.
Keluar cairan dari puting:
• Pada wanita umur lebih dari 50 tahun.
• Khusus wanita kurang dari 50 tahun, cairan berwarna merah dan spontan.
Kelainan posisi puting.
• “Tenggelam”.
• Kelainan kulit sekitar puting (seperti eksim).
Kelainan kulit payudara.
• Bentuk seperti kulit jeruk yang tebal.
• Warna kemerahan.
Kamus Istilah
• Kista: benjolan yang berongga dan berisi zat cair yang kental menyerupai bubur.
• Miom: tumor jaringan otot.
• Cedera rudapaksa: luka akibat perkosaan.
sumber: http://www.ayahbund a-online. com
0 comments:
Post a Comment